Assalamualaikum...
maaf ya telat... :D
kali ini saya mau pposting mengenai Hukum Instrumen Digital..
oke langsung aja.. :)
maaf ya telat... :D
kali ini saya mau pposting mengenai Hukum Instrumen Digital..
oke langsung aja.. :)
Mengenal Instrumen Digital: Gerbang Logika
“Zaman sekarang mah semua sudah serba digital…”
Seringkah kita mendengar orang berkata
begitu? Atau justru kita yang sering berpikir seperti itu? Mengertikah
kita dengan apa yang kita ucapkan? Apa makna kata “digital” sebenarnya?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering muncul di benak kita
semua. Oleh karena itu, mari kita bahas sekilas seputar konsep
“digital”.
Dalam kehidupan kita, semua yang terjadi
adalah analog, yaitu terus menerus, kontinu. Misalnya, ketika kita
menggerakkan tangan kita, yang terjadi adalah tangan kita bergerak
secara terus-menerus. Nah, apa yang dilakukan sistem digital adalah
seperti bila kita menggerakkan tangan kita secara patah-patah. Dengan
interval gerakan patah-patah yang sangat pendek, gerakan tersebut bisa
terlihat seperti terus-menerus.
Sistem digital ini digunakan oleh kita,
manusia, untuk memodelkan berbagai fenomena yang ada karena sangat sulit
bagi manusia untuk mengukur dan mengontrol fenomena analog. Dengan
proses digitalisasi, akan lebih mudah bagi kita melakukan pengukuran dan
mengontrol berbagai fenomena. Sistem seperti inilah yang digunakan
dalam berbagai macam alat digital, mulai dari jam tangan digital,
komputer, hingga robot.
Dasar dari sistem digital adalah prinsip sakelar, on atau off. Sakelar on berarti mengizinkan arus listrik untuk mengalir dan sakelar off
berarti sebaliknya. Pada sistem digital, yang menjadi media penyampai
pesan adalah aliran elektron atau aliran listrik melalui sakelar tadi.
Untuk keperluan itu, kitalah yang mengatur masuknya pesan.
Karena sistem digital hanya bisa beroperasi dalam 2 kedudukan (on atau off),
untuk memudahkan perhitungan matematis digunakanlah sistem angka biner.
Pada dasarnya sistem angka biner sama saja dengan angka berbasis 10
yang kita gunakan. Hanya saja, pada angka berbasis 10 bilangan
penyusunnya adalah angka 0 sampai 9, sedangkan pada sistem biner semua
bilangan penyusunnya diekspresikan dalam angka 0 atau 1 saja.
Sebagai contoh penggunaan sistem angka
biner, angka 2 pada bilangan berbasis 10 diekspresikan dalam bentuk “10”
(dibaca: “satu nol”) dalam sistem angka biner. Angka biner digunakan
untuk memudahkan penyebutan on dan off menjadi 1 dan
0. Selain itu, dengan menggunakan angka biner, operasi matematika jadi
bisa dijalankan dengan menggunakan sakelar.
Dalam sistem sakelar tadi, yang
digunakan untuk mengatur dan membagikan pesan (berupa aliran listrik)
adalah gerbang logika. Setidaknya ada tiga gerbang logika dasar yang
bisa dikombinasikan untuk memperoleh hasil yang lebih rumit, yaitu AND,
OR, dan NOT. Gerbang logika ini juga berfungsi sebagai operator untuk
angka-angka biner yang merepresentasikan pesan sakelar tadi.
Gerbang logika pada prinsipnya sama dengan prinsip logika matematika. Kondisi on dan off
pada sakelar atau 1 dan 0 pada sistem biner merupakan bagian yang sama
dengan nilai kebenaran (“benar” atau “salah”) atas suatu pernyataan
dalam logika matematika. Gerbang logika ini berperan sebagai penarik
kesimpulan pada pernyataan-pernyataan logika matematika.
Gerbang Logika AND
Gerbang logika ini membutuhkan 2 masukan (input) dan menghasilkan 1 keluaran (output).
Sesuai namanya, gerbang ini hanya akan menghasilkan keluaran 1 jika
kedua masukannya bernilai 1. Gerbang ini mempunyai kesamaan sifat dengan
operasi konjungsi pada logika matematika, yaitu nilai kebenaran dua
buah pernyataan dihubungkan dengan tanda hubung “dan”. Dalam operasinya,
gerbang AND disimbolkan oleh tanda perkalian dot “・”.

Tabel kebenaran hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang logika AND.

Ilustrasi
mekanisme gerbang logika AND dalam suatu rangkaian lisrik. Q tidak akan
menyala kecuali jika kedua sakelar A dan B ditutup.
Gerbang Logika OR
Gerbang logika ini juga membutuhkan 2
masukan dan menghasilkan 1 keluaran. Gerbang ini akan menghasilkan
keluaran 1 jika salah satu atau kedua masukannya bernilai 1. Gerbang ini
mempunyai kesamaan sifat dengan operasi disjungsi pada logika
matematika, yaitu nilai kebenaran dua pernyataan dihubungkan dengan
tanda hubung “atau”. Dalam operasinya, gerbang AND disimbolkan oleh
tanda penjumlahan “+”.

Tabel kebenaran hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang logika OR.

Ilustrasi mekanisme gerbang logika OR dalam suatu rangkaian listrik. Q akan menyala jika salah satu sakelar A atau B ditutup.
Gerbang Logika NOT
Gerbang logika ini hanya membutuhkan 1
masukan dan menghasilkan 1 keluaran. Sesuai namanya juga, gerbang ini
berperan untuk membalikkan masukan. Misalnya, masukan 0 setelah melewati
gerbang NOT akan menjadi keluaran 1. Gerbang ini mempunyai kesamaan
sifat dengan operasi ingkaran pada logika matematika, yaitu ketika nilai
kebenaran suatu pernyataan dinegasikan. Dalam operasinya, gerbang NOT
disimbolkan dengan “bar”, yaitu garis horizontal di atas variabel input.

Tabel kebenaran hubungan antara masukan dan keluaran pada gerbang logika NOT.

Ilustrasi mekanisme gerbang logika NOT. Bila sakelar A ditutup, lampu akan mati.
Dari ketiga gerbang logika dasar inilah
dikembangkan berbagai operasi yang lebih rumit untuk angka-angka biner.
Sakelar-sakelar ini kemudian diperkecil sehingga banyak sakelar yang
bisa dioperasikan dan dikombinasikan dalam satu instrumen. Instrumen
yang terdiri atas banyak sakelar inilah yang kita sebut sebagai
instrumen digital.
Pada aplikasi elektronik, perangkat yang
dijadikan gerbang logika adalah dioda atau transistor. Dioda dan
transistor dapat beroperasi sendiri secara otomatis dengan menerima
beberapa perintah tertentu, tidak seperti sakelar yang harus
dioperasikan manusia secara mekanis.
Semoga bermanfaat ^_^
Wassalamualaikum..